
Editormedan.com – Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menanggapi gelombang demonstrasi yang dilakukan mahasiswa di berbagai kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar, pada Senin (17/2/2025). Aksi unjuk rasa ini mengusung tagar #IndonesiaBubar di media sosial dan membawa 13 tuntutan yang ditujukan kepada Presiden Prabowo Subianto.
Salah satu poin utama dalam tuntutan mahasiswa adalah penolakan terhadap efisiensi anggaran kementerian/lembaga serta penolakan Revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI). Kedua isu ini menjadi sorotan utama karena dinilai berdampak luas terhadap kebijakan negara dan kesejahteraan rakyat.
Menanggapi aksi demonstrasi tersebut, Mensesneg Prasetyo Hadi melalui akun media sosial resminya (@prasetyo_hadi28) menyatakan bahwa pemerintah mendengar aspirasi mahasiswa dan akan mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang menjadi sorotan publik.
“Pemerintah menghormati hak masyarakat untuk menyampaikan pendapat di muka umum. Kami akan terus berdialog dengan berbagai pihak agar kebijakan yang diambil benar-benar membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Prasetyo dalam unggahannya.
Demonstrasi mahasiswa ini dipicu oleh berbagai kebijakan yang dianggap tidak berpihak kepada rakyat, termasuk pemotongan anggaran di sejumlah kementerian yang dikhawatirkan berdampak pada sektor pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial.
Sementara itu, Revisi UU TNI juga menjadi isu yang memicu polemik. Mahasiswa menilai revisi ini berpotensi membuka ruang bagi militer untuk lebih terlibat dalam urusan sipil, yang dianggap bertentangan dengan prinsip demokrasi dan reformasi sektor pertahanan yang selama ini dijalankan.
Selain dua tuntutan utama tersebut, mahasiswa juga menyerukan berbagai isu lainnya, termasuk transparansi penggunaan anggaran negara, penguatan demokrasi, serta penolakan terhadap kebijakan-kebijakan yang dinilai merugikan masyarakat kelas bawah.
Aksi unjuk rasa ini berlangsung dengan damai di berbagai daerah, meskipun sempat terjadi gesekan kecil antara mahasiswa dan aparat keamanan di beberapa titik. Namun, secara umum, demonstrasi berjalan kondusif dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian.
Beberapa tokoh akademisi dan pengamat politik menilai bahwa gelombang protes ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintahan saat ini. Mereka menekankan pentingnya transparansi dan komunikasi yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat.
“Pemerintah harus lebih responsif terhadap kritik dan aspirasi yang disampaikan masyarakat, terutama mahasiswa sebagai generasi muda yang peduli terhadap masa depan bangsa,” ujar seorang dosen ilmu politik dari Universitas Indonesia.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto hingga saat ini belum memberikan tanggapan resmi terkait aksi demonstrasi dan tuntutan yang disampaikan mahasiswa. Namun, pihak Istana memastikan bahwa setiap aspirasi yang disampaikan akan dipertimbangkan dalam perumusan kebijakan ke depan.
Di sisi lain, sejumlah politisi dari kubu oposisi turut mengomentari aksi mahasiswa ini. Mereka menilai bahwa gelombang protes ini menjadi peringatan bagi pemerintahan Prabowo agar lebih peka terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
Gelombang demonstrasi mahasiswa ini menunjukkan bahwa kritik dan pengawasan publik terhadap pemerintah tetap berjalan di era demokrasi. Mahasiswa, sebagai agen perubahan, terus berupaya mengawal kebijakan negara agar tetap berpihak kepada kepentingan rakyat.
Ke depan, pemerintah diharapkan dapat menjalin dialog yang lebih intensif dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswa, agar kebijakan yang diambil lebih inklusif dan mendapat dukungan luas dari rakyat.
Aksi protes ini diprediksi akan terus berlanjut jika tuntutan mahasiswa tidak mendapat tanggapan yang memadai dari pemerintah. Oleh karena itu, komunikasi yang baik antara pemimpin negara dan rakyatnya menjadi kunci untuk menjaga stabilitas nasional.
Dengan semakin besarnya perhatian publik terhadap isu ini, masyarakat kini menantikan bagaimana pemerintah, khususnya Presiden Prabowo Subianto, akan merespons tuntutan mahasiswa yang disuarakan di berbagai kota besar Indonesia.