Letjen TNI Kunto Arief Wibowo Dimutasi Jadi Staf Khusus KSAD, Panglima TNI Lakukan Rotasi 237 Perwira Tinggi

Editormedan.com – Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto melakukan mutasi dan rotasi besar-besaran dalam tubuh Tentara Nasional Indonesia. Salah satu yang mencuri perhatian publik adalah mutasi Letnan Jenderal (Letjen) TNI Kunto Arief Wibowo. Berdasarkan Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/554/IV/2025 yang ditandatangani pada Selasa, 29 April 2025, Kunto dimutasi menjadi Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).

Letjen Kunto sebelumnya menjabat sebagai Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I. Posisi ini merupakan salah satu jabatan strategis dalam struktur TNI, yang memiliki tanggung jawab atas pengendalian operasi gabungan di wilayah Indonesia bagian barat. Pergantian posisi ini menandai pergeseran penting dalam tubuh TNI AD.

Mutasi ini menarik perhatian karena terjadi tidak lama setelah Letjen Kunto dikaitkan dengan pernyataan ayahnya, Try Sutrisno—mantan Wakil Presiden ke-6 Republik Indonesia. Beberapa hari sebelumnya, Try Sutrisno secara terbuka menyatakan dukungan terhadap wacana pemakzulan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Pernyataan ini memicu spekulasi publik mengenai hubungan antara peristiwa politik tersebut dan rotasi jabatan Letjen Kunto.

Meski demikian, Mabes TNI menegaskan bahwa rotasi dan mutasi dalam tubuh TNI adalah hal yang lumrah dan dilakukan secara berkala untuk kepentingan organisasi, pembinaan karier, dan penyegaran di lingkungan militer. Penempatan Letjen Kunto sebagai Staf Khusus KSAD disebut sebagai bagian dari pola pembinaan jabatan yang telah dirancang sebelumnya.

Letjen Kunto Arief Wibowo dikenal sebagai salah satu perwira tinggi TNI AD yang memiliki rekam jejak mumpuni. Ia lulusan Akademi Militer tahun 1992 dan telah menempati berbagai jabatan penting, baik di lingkungan komando kewilayahan maupun di pusat. Kariernya dikenal bersih dan penuh dedikasi terhadap tugas negara.

Keputusan Panglima TNI dalam SK tersebut juga mencakup mutasi terhadap 237 perwira tinggi dari ketiga matra TNI. Dari jumlah tersebut, 109 perwira berasal dari TNI Angkatan Darat, 64 dari Angkatan Laut, dan 64 lainnya dari Angkatan Udara. Langkah ini menunjukkan upaya Panglima TNI untuk menyegarkan struktur kepemimpinan dan meningkatkan efektivitas operasional militer.

Di lingkungan TNI AD, sejumlah jabatan strategis juga mengalami pergeseran. Posisi-posisi seperti Pangdam, Danjen Kopassus, dan beberapa Komandan Pusat Kesenjataan mengalami perubahan. Mutasi ini diharapkan mampu memperkuat kinerja TNI AD dalam menjalankan tugas pokok menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.

Sementara itu, di lingkungan TNI AL dan TNI AU, rotasi juga dilakukan terhadap para komandan armada, pangkalan udara, serta pejabat perencanaan dan logistik. Rotasi ini dinilai penting dalam menjaga profesionalisme prajurit dan kesinambungan dalam sistem pertahanan nasional.

Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam keterangannya menekankan bahwa mutasi ini adalah bagian dari pembinaan organisasi yang sudah dirancang sesuai kebutuhan strategis TNI. Ia mengajak seluruh jajaran untuk tetap menjaga soliditas dan netralitas TNI di tengah dinamika sosial-politik nasional.

“Rotasi ini adalah bagian dari penyegaran organisasi. Saya berharap semua perwira tinggi yang dimutasi dapat menjalankan tugas baru dengan semangat dan tanggung jawab tinggi,” ujar Jenderal Agus dalam konferensi pers di Jakarta.

Terkait Letjen Kunto Arief Wibowo, sejumlah pengamat militer menilai bahwa penempatan sebagai Staf Khusus KSAD bukan merupakan bentuk “pembekuan” karier, melainkan bisa menjadi langkah strategis untuk penugasan selanjutnya. Posisi Staf Khusus memungkinkan seorang perwira tinggi tetap berperan dalam pengambilan keputusan strategis dan pembinaan organisasi.

Meski tidak lagi berada di jabatan operasional utama, Letjen Kunto tetap memiliki peluang besar untuk kembali menempati posisi penting ke depan. Dengan latar belakang keluarga dan rekam jejak militernya, Kunto diprediksi masih akan menjadi tokoh sentral dalam tubuh TNI AD.

Namun demikian, dinamika politik nasional yang terus berkembang turut memberi warna pada interpretasi publik terhadap mutasi ini. Sebagian pihak berspekulasi bahwa rotasi ini juga terkait dengan upaya menjaga stabilitas dan netralitas TNI di tengah wacana politik yang sensitif, terutama menjelang masa transisi pemerintahan.

Rotasi 237 perwira tinggi ini menjadi salah satu langkah penting dalam menegaskan bahwa TNI tetap berpegang pada prinsip profesionalisme dan loyalitas terhadap negara, bukan kepada kepentingan politik tertentu. Ke depan, publik berharap agar TNI tetap menjadi institusi yang kokoh, independen, dan dipercaya rakyat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *