
Editormedan.com – Sebuah lubang besar mendadak muncul di badan Jalan TB Simatupang, kawasan Medan Sunggal, pada Jumat (4/4/2025) pagi. Lubang tersebut mengganggu arus lalu lintas dan mengundang kekhawatiran warga serta pengguna jalan yang melintasi lokasi tersebut.
Lubang yang memiliki kedalaman sekitar 1 meter dan lebar hampir 2 meter itu muncul di tengah jalan utama yang biasa dilalui kendaraan berat dan padat aktivitas setiap harinya. Beberapa kendaraan hampir terperosok sebelum akhirnya warga memasang tanda peringatan sementara menggunakan kayu dan traffic cone.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, lubang tersebut terbentuk secara tiba-tiba tanpa adanya tanda-tanda retakan besar sebelumnya. “Pagi-pagi saya lewat, jalan masih mulus. Tapi sekitar jam 10, sudah ada lubang besar. Ngeri juga kalau nggak sempat menghindar,” ujar Rudi, seorang pengemudi ojek online.
Pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Medan langsung turun ke lokasi setelah menerima laporan dari warga. Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, lubang tersebut diduga muncul akibat pemadatan tanah yang tidak sempurna saat pengerjaan proyek beberapa bulan lalu.
Kepala Dinas PU Kota Medan, Ir. Aulia Nasution, mengakui bahwa struktur tanah di kawasan tersebut tergolong labil dan mudah mengalami pergeseran. “Kami menduga ada kelalaian teknis dalam proses pemadatan tanah sebelumnya. Akan segera kami evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang,” ujarnya.
Selain faktor teknis, beberapa warga sekitar juga menyebut bahwa drainase yang buruk di kawasan tersebut bisa memperparah kondisi jalan. Saat hujan, air menggenang dan meresap ke dalam tanah, melemahkan lapisan di bawah aspal.
Warga menuntut agar pemerintah lebih serius dalam mengawasi kualitas pengerjaan proyek jalan, khususnya di jalur-jalur vital seperti TB Simatupang. “Jangan sampai proyek asal jadi. Kami yang tiap hari lewat sini, risikonya nyawa,” ujar Rina, warga yang berdagang di sekitar lokasi kejadian.
Untuk sementara waktu, akses jalan dialihkan satu lajur dan diberlakukan sistem buka tutup lalu lintas agar tidak membahayakan pengendara. Petugas juga telah memasang garis pembatas dan papan peringatan di sekitar lubang.
Dinas PU menyatakan bahwa proses perbaikan akan dilakukan secepat mungkin. Material tambahan sudah dikirim ke lokasi, dan pengerjaan ditargetkan rampung dalam dua hari. Namun, sebagian warga tetap pesimistis terhadap kecepatan dan kualitas perbaikannya.
“Dulu juga pernah diperbaiki tapi tidak bertahan lama. Kami berharap kali ini benar-benar diperbaiki dari akar masalahnya, bukan cuma ditambal,” kata Heri, tokoh masyarakat setempat.
Kejadian ini menambah daftar panjang kerusakan infrastruktur jalan di Kota Medan yang dinilai masih minim pengawasan dan kurang tahan lama. Pengamat tata kota, Dr. Anwar Lubis, menyebut bahwa lemahnya kontrol kualitas dari pemerintah dan kontraktor menjadi penyebab utama banyaknya kerusakan dini.
“Yang sering terjadi adalah penghematan biaya yang berujung pada kualitas rendah. Pemadatan tanah, pengaspalan, dan drainase harus menjadi satu paket pengawasan ketat,” ujarnya saat diwawancarai oleh media lokal.
Pemkot Medan berjanji akan mengusut tuntas proyek jalan yang rusak tersebut dan mengevaluasi pihak pelaksana pekerjaan sebelumnya. Jika ditemukan pelanggaran kontrak atau kesalahan teknis, tindakan tegas akan diambil, termasuk pemutusan kerja sama dengan rekanan proyek.
Sementara itu, warga diminta tetap berhati-hati saat melintasi kawasan Jalan TB Simatupang dan mengikuti arahan petugas di lapangan. Mereka juga diminta untuk segera melapor jika menemukan tanda-tanda kerusakan jalan lainnya.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah dan para pelaksana proyek infrastruktur untuk lebih mengutamakan kualitas dan keselamatan masyarakat. Pembangunan bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga soal tanggung jawab jangka panjang.