
EDITORMEDAN.COM – Perayaan Hari Bhayangkara ke-79 yang diselenggarakan pada tahun 2025 menjadi sorotan masyarakat luas, bukan hanya karena kemeriahannya, tetapi karena penampilan inovatif sejumlah robot polisi. Acara yang digelar di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, ini memperkenalkan teknologi canggih yang kini mulai diterapkan dalam sistem keamanan nasional.
Pihak Kepolisian Republik Indonesia memamerkan berbagai jenis robot dalam acara tersebut. Secara keseluruhan, terdapat 10 unit robot humanoid, 10 unit robot anjing (disebut robodog), 1 unit robot drone yang dirancang untuk pertanian, serta 2 robot berbentuk tank. Selain itu, turut diperkenalkan beberapa robot pendukung lainnya yang memiliki fungsi khusus.
Setiap robot yang ditampilkan memiliki kemampuan teknologi tinggi dan multifungsi. Robot humanoid dirancang menyerupai manusia dan mampu berinteraksi secara verbal serta melakukan patroli di area publik. Sementara itu, robodog memiliki kecerdasan buatan yang memungkinkan mereka mendeteksi gerakan mencurigakan, mengendus bahan peledak, dan bergerak di berbagai medan.
Robot berbentuk tank dikhususkan untuk pengamanan di area rawan konflik atau bencana. Mereka dilengkapi dengan kamera inframerah, sensor termal, serta pelindung baja yang kuat. Sementara drone pertanian yang turut dipamerkan menjadi simbol bahwa teknologi ini juga bisa diarahkan untuk mendukung sektor non-keamanan, seperti pertanian modern.
Kemampuan robot-robot ini tidak hanya sebatas patroli atau pengawasan. Beberapa unit dirancang untuk bertahan di kondisi ekstrem, seperti hujan lebat, suhu panas tinggi, atau bahkan dalam situasi ledakan. Mereka juga dilengkapi dengan alat deteksi bahan peledak, kamera pemindai wajah, serta koneksi langsung ke pusat komando kepolisian.
Kehadiran robot polisi ini menjadi perwujudan dari transformasi Polri menuju lembaga keamanan berbasis teknologi. Dalam sambutannya, Kapolri menyebutkan bahwa penggunaan robot dalam bidang kepolisian bukan hanya simbol kemajuan, tetapi juga langkah nyata untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menjaga keamanan masyarakat.
Teknologi kecerdasan buatan yang digunakan dalam robot-robot tersebut dikembangkan oleh sejumlah lembaga penelitian dalam negeri, bekerja sama dengan institusi akademik dan pelaku industri teknologi. Beberapa universitas ternama turut andil dalam pengembangan perangkat lunak dan sistem operasi yang digunakan oleh robot-robot ini.
Salah satu pertanyaan yang banyak muncul dari masyarakat adalah soal biaya pembuatan robot ini. Menurut informasi dari Polri, harga satu unit robot humanoid berkisar antara Rp 1 hingga 1,5 miliar, tergantung fitur dan perlengkapan yang dibenamkan. Sedangkan robodog dihargai sekitar Rp 800 juta per unit, dan robot tank bisa mencapai Rp 3 miliar karena fitur militernya.
Meskipun mahal, keberadaan robot-robot ini dianggap sebagai investasi jangka panjang dalam memperkuat sistem keamanan negara. Dengan kemampuan patroli 24 jam tanpa lelah dan akurasi pengawasan tinggi, kehadiran mereka dapat mengurangi risiko bagi personel polisi di lapangan.
Selain aspek keamanan, robot-robot ini juga diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menekuni dunia teknologi dan robotika. Pemerintah dan Polri berharap, pengenalan teknologi ini bisa mendorong pertumbuhan inovasi anak bangsa di bidang kecerdasan buatan dan otomasi.
Respons publik terhadap robot polisi ini pun beragam. Sebagian masyarakat menyambut baik inovasi ini dan melihatnya sebagai langkah maju. Namun, ada pula yang mempertanyakan efektivitas serta potensi dampak sosial dari penggunaan robot dalam bidang yang sebelumnya didominasi manusia.
Di sisi lain, ada pula perhatian terhadap isu privasi dan etika. Penggunaan teknologi pengenalan wajah dan pengawasan canggih oleh robot harus diimbangi dengan regulasi ketat untuk melindungi hak-hak warga negara agar tidak disalahgunakan.
Dalam jangka pendek, robot-robot ini belum akan menggantikan sepenuhnya peran polisi manusia. Mereka lebih diarahkan sebagai alat bantu operasional dalam situasi tertentu, seperti pengamanan kerumunan, pemantauan lalu lintas, atau operasi berisiko tinggi.
Perkembangan ini menunjukkan bahwa Polri tengah bertransformasi menyambut era digital. Dengan integrasi teknologi dan sistem keamanan, diharapkan tercipta lingkungan yang lebih aman, efisien, dan modern dalam melayani masyarakat.
Sebagai penutup, pameran robot polisi di Hari Bhayangkara 2025 menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia dalam menunjukkan kesiapan memasuki era teknologi keamanan. Bukan sekadar pameran, tetapi sebuah pernyataan bahwa keamanan masa depan akan bergandengan erat dengan inovasi dan teknologi mutakhir.