Maraknya Aksi Bajing Loncat di Jalur Medan–Aceh, Sopir Truk Diminta Lebih Waspada

Editormedan.com – Stabat, Langkat . Para sopir truk yang melintasi jalur Medan–Aceh, khususnya di kawasan Stabat, Kabupaten Langkat, diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Aktivitas bajing loncat kembali marak terjadi di kawasan ini, sehingga menimbulkan keresahan di kalangan pengemudi dan perusahaan angkutan barang.

Bajing loncat merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut aksi pencurian barang dari kendaraan truk yang sedang melaju atau melambat di jalan. Para pelaku biasanya beroperasi di malam hari atau saat lalu lintas sepi, dengan menyasar truk yang memuat barang-barang bernilai tinggi seperti sembako, barang elektronik, hingga logistik industri.

Menurut laporan dari sejumlah sopir, aksi para pelaku sering terjadi di titik-titik rawan yang minim penerangan dan jauh dari pengawasan aparat. Mereka biasanya naik ke bagian belakang truk saat kendaraan melambat, lalu membongkar muatan dan melempar barang-barang ke pinggir jalan, di mana rekan pelaku lainnya telah bersiap untuk membawa barang curian tersebut.

Kejadian ini tidak hanya membahayakan keselamatan para sopir dan pengguna jalan lain, tetapi juga menyebabkan kerugian besar bagi pemilik barang. Beberapa perusahaan logistik mengaku mengalami kerugian jutaan hingga puluhan juta rupiah akibat muatan mereka dicuri saat dalam perjalanan.

Imbauan telah disampaikan oleh pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan Kabupaten Langkat kepada seluruh sopir truk dan perusahaan angkutan barang agar lebih berhati-hati, terutama saat melintasi jalur sepi atau berkendara di malam hari. Diharapkan para sopir dapat mengenali titik-titik rawan dan mempercepat laju kendaraan jika memungkinkan.

Kapolres Langkat, AKBP Faisal Rahmad, menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima sejumlah laporan terkait maraknya kembali aksi bajing loncat di wilayahnya. “Kami telah mengerahkan tim patroli dan melakukan koordinasi dengan polsek setempat untuk meningkatkan pengawasan di titik rawan. Kami juga meminta masyarakat untuk segera melapor jika melihat aktivitas mencurigakan,” ujarnya.

Sejumlah sopir mengaku sudah menjadi korban aksi bajing loncat lebih dari sekali. Salah satu sopir, M. Yusuf (45), mengatakan bahwa dalam sebulan terakhir, ia kehilangan beberapa karung barang dagangan saat melewati kawasan Stabat pada malam hari. “Kami ini sudah kerja keras di jalan, tapi malah jadi sasaran pencuri. Barang hilang, kami juga yang ditekan pemilik,” keluhnya.

Untuk mengurangi risiko, beberapa sopir mulai berinisiatif untuk melakukan perjalanan secara konvoi agar lebih aman. Konvoi ini dianggap bisa mengurangi peluang bagi pelaku untuk melancarkan aksinya, karena kendaraan yang berdekatan akan saling menjaga dan mempersempit ruang gerak para pencuri.

Di sisi lain, perusahaan angkutan barang mulai mempertimbangkan pemasangan kamera pengawas di bagian luar dan dalam truk. Dengan adanya rekaman video, diharapkan pelaku bisa lebih mudah diidentifikasi dan diproses secara hukum. Namun, tidak semua perusahaan mampu membiayai pemasangan sistem keamanan tersebut.

Aktivitas bajing loncat bukanlah hal baru di jalur Medan–Aceh, namun intensitasnya yang kembali meningkat belakangan ini menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kelancaran distribusi barang. Apalagi, jalur ini merupakan salah satu jalur logistik utama yang menghubungkan Sumatra Utara dengan Aceh.

Pemerintah daerah diharapkan turut mengambil langkah konkret, seperti memperbaiki penerangan jalan dan memasang rambu peringatan di titik-titik rawan kejahatan. Selain itu, pos pengamanan sementara atau patroli rutin di malam hari juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi aksi kejahatan jalanan ini.

Tokoh masyarakat di sekitar kawasan Stabat pun turut angkat suara. Mereka meminta aparat lebih tegas dalam menindak para pelaku yang tertangkap, agar menimbulkan efek jera. “Kalau terus dibiarkan, bukan cuma sopir yang dirugikan, tapi juga nama baik daerah kita,” ujar Syahrul, seorang warga setempat.

Pihak kepolisian juga menghimbau kepada para pelaku kejahatan untuk menghentikan aksi mereka, karena selain melanggar hukum, tindakan ini juga sangat membahayakan jiwa orang lain. Penindakan tegas akan dilakukan terhadap siapa pun yang terbukti terlibat dalam kejahatan bajing loncat.

Hingga saat ini, polisi masih terus melakukan penyelidikan dan pengumpulan data untuk mengidentifikasi jaringan pelaku. Diharapkan dalam waktu dekat, tindakan konkret dari aparat keamanan dan kerja sama dari masyarakat bisa memutus rantai kejahatan ini dan mengembalikan rasa aman bagi para sopir truk yang melintas.

Kesadaran dan kerja sama semua pihak—baik pemerintah, aparat keamanan, perusahaan logistik, maupun masyarakat umum—sangat dibutuhkan untuk menghentikan aksi bajing loncat. Hanya dengan kebersamaan dan langkah nyata, jalur Medan–Aceh dapat kembali menjadi rute yang aman dan nyaman bagi para pengguna jalan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *