Massa Pendukung Bobby Nasution Gelar Aksi Unjuk Rasa di Depan Polda Sumut

EDITORMEDAN.COM – Halaman depan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menjadi pusat keramaian pada Rabu (18/6/2025) siang, ketika ratusan pendukung Gubernur Sumut Bobby Nasution menggelar unjuk rasa. Aksi tersebut berlangsung tertib namun sempat mengganggu kelancaran arus lalu lintas di sekitar lokasi. Massa yang datang dari berbagai elemen masyarakat ini menyuarakan sejumlah tuntutan terkait kebijakan pemerintahan daerah.

Para pengunjuk rasa terlihat mengenakan seragam berwarna-warni sebagai identitas kelompok masing-masing. Mereka membawa berbagai atribut demonstrasi, termasuk spanduk bertuliskan tuntutan, bendera organisasi, serta peralatan pengeras suara. Suara teriakan dan yel-yel pembuka sempat memecah kesibukan jalanan di sekitar kantor polisi tersebut.

Puluhan kendaraan pengangkut massa berjajar panjang di sepanjang jalan menuju Polda Sumut. Kehadiran kendaraan-kendaraan ini, ditambah dengan membludaknya jumlah peserta aksi, menyebabkan arus lalu lintas di kawasan tersebut melambat selama demonstrasi berlangsung. Petugas kepolisian terlihat berjaga-jaga untuk mengatur lalu lintas dan memastikan keamanan situasi.

Aksi demonstrasi ini berlangsung relatif singkat, hanya sekitar satu jam, namun cukup intens. Beberapa orator silih berganti naik ke atas mobil komando untuk menyampaikan pidato dan tuntutan mereka. Suasana tetap kondusif meskipun sempat terjadi diskusi panas antara perwakilan demonstran dengan petugas keamanan yang berjaga.

Tuntutan utama yang disampaikan massa antara lain dukungan terhadap kebijakan Gubernur Bobby Nasution yang dinilai pro-rakyat. Mereka juga menyerukan agar aparat penegak hukum bersikap adil dalam menangani berbagai kasus yang melibatkan pemerintah daerah. Beberapa spanduk bahkan secara khusus meminta perlindungan terhadap kebijakan pendidikan gratis yang akan diterapkan tahun depan.

Kapolda Sumut yang diwakili oleh Kabag Ops mengaku telah menerima secara resmi seluruh tuntutan yang disampaikan massa. “Kami menghargai aspirasi masyarakat dan akan menyampaikan ini kepada pihak terkait,” ujar perwakilan kepolisian tersebut melalui pengeras suara. Respon ini tampaknya cukup memuaskan para pengunjuk rasa yang kemudian mulai membubarkan diri secara bertahap.

Aksi ini menarik perhatian banyak warga yang kebetulan melintas di sekitar lokasi. Beberapa pengendara terpaksa berhenti sejenak menyaksikan jalannya demonstrasi, sementara sejumlah warga sekitar keluar dari rumah-rumah mereka untuk melihat lebih dekat. Suasana tetap aman meskipun sempat terjadi kepadatan di beberapa titik.

Analis politik dari Universitas Sumatera Utara, Dr. Rudi Hartono, menyatakan bahwa aksi ini menunjukkan masih kuatnya dukungan massa terhadap kepemimpinan Bobby Nasution. “Ini merupakan bentuk partisipasi politik warga yang sehat, selama dilakukan secara damai dan sesuai prosedur,” ujarnya ketika dihubungi via telepon.

Sebelum membubarkan diri, massa sempat menyanyikan lagu-lagu perjuangan dan meneriakkan yel-yel dukungan untuk Gubernur Bobby Nasution. Beberapa peserta aksi terlihat berfoto bersama di depan gerbang Polda Sumut sebagai dokumentasi. Suasana cair tercipta ketika petugas keamanan dan perwakilan demonstran terlihat saling bersalaman sebelum massa benar-benar meninggalkan lokasi.

Keamanan selama aksi dijaga ketat oleh sekitar 150 personel kepolisian dari berbagai satuan. Mereka membentuk beberapa lapis pengamanan dan bersiaga di pos-pos strategis. Untungnya, tidak terjadi insiden yang berarti selama demonstrasi berlangsung, dan seluruh peserta akhirnya membubarkan diri dengan tertib.

Dinas Perhubungan Sumut melaporkan bahwa kemacetan yang terjadi bersifat sementara dan sudah kembali normal sekitar satu jam setelah aksi usai. Petugas lalu lintas bekerja ekstra untuk mengurai kepadatan kendaraan yang sempat terbentuk di sekitar lokasi demonstrasi. Beberapa rute alternatif sempat dibuka untuk mengalihkan arus kendaraan.

Aksi serupa sebelumnya pernah terjadi beberapa kali di depan gedung DPRD Sumut, namun ini merupakan kali pertama massa pendukung gubernur melakukan demonstrasi di depan markas kepolisian. Beberapa pengamat menilai pemilihan lokasi ini sebagai pesan simbolis tentang harapan masyarakat terhadap penegakan hukum yang adil.

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui juru bicaranya menyatakan apresiasi terhadap aspirasi yang disampaikan masyarakat. “Kami menghargai setiap bentuk partisipasi masyarakat dalam mengawal pembangunan daerah,” ujar Jubir Pemprov Sumut. Ia juga memastikan bahwa semua tuntutan akan menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan ke depan.

Dengan berakhirnya aksi ini, suasana di sekitar Polda Sumut kembali normal seperti biasa. Namun, gaung tuntutan yang disampaikan diperkirakan akan terus bergulir dalam diskusi-diskusi publik. Peristiwa ini juga menjadi catatan penting tentang dinamika demokrasi dan partisipasi masyarakat di Sumatera Utara.

Sebagai penutup, aksi damai ini menunjukkan bahwa komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat tetap berjalan baik. Kedua belah pihak mampu menyampaikan dan menerima aspirasi secara elegan tanpa harus menimbulkan ketegangan. Hal ini patut diapresiasi sebagai bagian dari proses demokrasi yang sehat di daerah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *